Rabu, 30 Agustus 2017

LAW OF ATTRACTION

Menurut buku yang pernah saya baca yang berjudul “The Secret” karya Rhonda Byrne, buku ini masuk dalam buku best seller dunia yang sangat kontroversial dan telah diterjemahkan di puluhan negara, termasuk indonesia. Menurut buku ini, konon sebuah pikiran dan prasangka adalah magnet semesta. Law Of Attraction (Hukum tarik menarik) namanya, tak tau dari mana hukum ini bermuara. Tapi yang jelas, secara garis besar buku tersebut menjelaskan bahwa apa yang kita pikirkan sekarang akan terjadi di masa yang akan datang. Simpelnya begini, anda akan menjadi kaya hanya dengan berpikir anda adalah orang kaya, anda akan kurus jika anda berpikir menjadi orang yang kurus. What the fuck!! Sesederhana itukah jika seseorang menginginkan sesuatu untuk menjadikannya nyata??? Bagaimana mungkin sebuah kekuatan pikiran yang jangkauannya sebatas ruang kosong sekaligus semu mampu berperan sejauh itu.

Namun saya menganggap ini adalah sebuah perspektif baru, bukan tentang benar atau salah tentang teori tersebut karena saya pun merasakan tentang kebenaran dari sebuah kekuatan pikiran dan anehnya itu terjadi begitu saja. Saya akan bercerita sedikit panjang disini, saya mempunyai grup band saat itu band saya dipanggil untuk mengisi sebuah acara. Disela-sela keberangkatan menuju acara tersebut rekan bandku khawatir jika di atas panggung senarnya akan patah, dan benar saja apa yang dikhawatirkannya terjadi, senarpun patah saat pertunjukan berlangsung. Dan itu terjadi tidak hanya sekali tapi beberapa kali, yang awalnya adalah sebuah kekhawatiran yang terus ada dalam bayang-bayang pikiran. Apakah ini Law Of Attraction?

Kasus ke-2 saat itu saya sedang berlibur sekaligus silaturahmi dengan pamanku di kota Bandung. Ketika sedang bercengkrama dengan paman beliau bercerita, saat masih duduk dibangku SMA paman saya mengumpulkan sejumlah uang jajannya untuk hendak pergi sekedar menikmati suasana kota Bandung. Entah apa yang ada dipikirannya, kota Bandung adalah kota impiannya untuk tinggal, katanya kota tersebut sangat istimewa. Selain karena alamnya, banyak orang-orang kreatif disana yang menjadi alasan kuat kenapa beliau ingin tinggal disana. Bermodalkan uang Rp 10.000 akhirnya sepulang sekolah ia  menunggu bus disebuah halte untuk berangkat menuju kota berjuluk paris van java itu. Sesampainya di terminal cicaheum ia turun dari bus menuju warung pinggiran jalan untuk melepaskan dahaganya dengan sebuah teh botol sembari menikmati suasana lalulalang kendaraan di kota itu, setelah itu ia pulang. Kupikir ini sedikit sinting! Perjalanan yang memakan biaya cukup besar dan menguras waktu hanya dihabiskan dengan minum teh botol, sampai-sampai orang rumah kelabakan mencarinya. Dan blablabla panjang ceritanya sampai akhirnya pada tahun 2013 paman saya dipindah tugaskan pekerjaannya dari kota Batam ke kota Bandung. Ajaib! Melalui skenario semesta yang tak disangka, apa yang ada dibenaknya pada waktu dulu kini jadi nyata padahal keinginan itu sempat hilang dan tak pernah terpikirkan lagi oleh paman. Apakah ini Law Of Attraction?

Dan ada satu lagi kisah menarik dari novelis handal Andrea Hirata. Ia terlahir dari keluarga penambang timah di tanah belitong. Saat masih duduk dibangku SMP gurunya pernah bercerita tentang sebuah perguruan tinggi di Perancis, Universitas Sorbone namanya. Dan berharap kelak murid-muridnya mengenyam pendidikan di Universitas itu. Andrea pun bermimpi suatu saat akan mengenyam pendidikan disana, bagaimana caranya, kapanpun waktunya ia serahkan semua pada Tuhan, yang penting ia sudah berani bermimpi. Benar, rahasia semesta memang misteri. Melalui skenario yang tak disangka akhirnya Andrea berhasil mewujudkan mimpi yang sudah tertanam sejak duduk dibangku SMP melalui beasiswa S2 dari LPDP. Dan kisah nyatanya ini diangkat dalam tetralogi novelnya (Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor dan Maryamah Karpov) silahkan baca novelnya. Apakah ini Law Of Attraction?

Saya mengurutkan cerita diatas dari hal-hal yang kecil sampai ke hal yang besar. Dan mungkin cerita terdengar sedikit lebay tapi yang jelas cerita diatas bukanlah hasil mengada-ngada, ini benar-benar terjadi. Mungkin anda juga pernah merasakan dan mengalami hukum LOA ini baik itu kejadian buruk atau baik. Lalu bagai mana cara kerja dari Law Of Attraction yang sulit diterima nalar ini? I don’t know, hanya Allah yang tau!
Believe or not????????????
Sebenarnya masih banyak yang ingin saya tuliskan, namun rasanya otak sudah mulai panas tanganpun mulai tegang, jadi yauwis baelah. Jika masih penasaran dengan Law Of Attraction silahkan baca bukunya “The Secret” Karya Rhonda Byrne.
Intinya dari tulisan ngalor ngidul ini adalah jadilah manusia yang optimis (Sing penting yakin), siapatau Law Of Attraction akan berpihak pada kita.


“ Aku mengikuti sangkaan hambaKu padaKu, jika sangkaannya baik maka baiklah yang didapatkan, jika sangkaannya buruk maka buruklah yang didapatkan” (HR Ahmad)

Senin, 28 Agustus 2017

TRILOGI

Aku terjebak dalam trilogi kehidupan
Dalam bab pertama aku menapaki lorong cinta
Buaian dan kelembutan jemari ku terpangku wanita tangguh
Kejenakaanku menjadi kobaran semangatnya
Ibu aku sebutnya
Aku membuatnya tersenyum hanya ketika ku terlelap
Seakan ibu melihat aku terlentang diatas tumpukan gemintang
Benar bu! Aku memang berada ditumpukan gemintang
Diatas alam raya aku jua menatapmu dengan cinta
Maafkan aku yang tak bisa bicara, aku hanya bisa membalas Maha Kasihmu dengan tangisan
Aku ingin ibu mengajarkan ku bicara “Aku cinta ibu”
Agar kata yang pertama aku ucap dalam hidup adalah kata cinta untukmu
Maafkan daku, trilogi pertama ini aku merepotkanmu


Lalu pada bab ke dua aku menapaki lorong kebencian, kemurkaan, kegusaran
Sekarang aku mulai melabeli diriku adalah sang petualang
Petualangan hidup yang penuh dengan kemurkaan
Petualangan hidup yang penuh dengan kebencian
Aku sering kali gusar, rasa cinta tertutup lekat menjadi kerak
Hingga membentukku menjadi seorang pembenci
Tak jarang sosok yang penuh cinta itu menjadi sasaran kemurkaan
Maafkan daku, trilogi kedua aku merepotkanmu lagi


Dan pada bab ke tiga aku kembali bertemu lorong cinta
Cinta itu bersemi lagi tatkala aku melihatnya tak seperti dulu
Kini cinta sejatiku tampak senja
Kulit kering dan mengeriput adalah bekas perasan keringatnya
Mata yang sayu adalah bekas tangisnya
Lagi dan lagi hanya kata maaf kembali ku ucap
Tetesan keringatku yang membentang samudera pun rasanya takan mampu menandingi setetes keringatnya
Engkau adalah pecinta tanpa pamrih diantara pamrih lainnya
Engkau adalah pecinta yang tulus diantara tulus lainnya

Dan engkau adalah cinta sejati tak terperi

TUHAN TAK PERNAH SALAH

Dalam hidup kita selalu dihadapkan dengan pilihan dari yang gampang sampai yang rumit, untuk pilihan yang gampang saja terkadang kita masih salah memilih apalagi jika dihadapkan dengan pilihan yang sangat rumit. Terkadang kita sebagai manusia cenderung mengikuti hawa nafsu dalam hal memilih tanpa memikirkan segala konsekuensinya, alhasil tak jarang segala keputusan dan pilihan itu berujung sia-sia. Kita sebagai manusia juga kerap menyombongkan diri dari segala pilihan dan keputusan dalam hidup, terkadang kita memilih dengan melibatkan diri kita sendiri tanpa melibatkan Tuhan. Tentunya kita pernah mengharapkan sesuatu yang kita sukai namun harapan itu tak kunjung menjadi nyata, bahkan sebaliknya hal yang tidak kita sukai justru yang nampak nyata di hadapan mata. Lantas haruskah kita mengeluh kepada Tuhan atau haruskah kita menyalahkan Tuhan? Tidak kawan! Tuhan tidak pernah salah dalam memberikan sesuatu untuk hamba-hambanya. Percayalah Dia adalah sebaik-baiknya pemberi, Dia-lah sebaik-baiknya pengasih, penyayang bahkan Dia-lah Yang Maha Sempurna diatas segala kesempurnaan semesta. Tuhan-pun menjawab segala keraguan hambanya dalam firmannya.

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)



So, lakukan apa yang bisa kita lakukan sekarang dan jangan lupa libatkan Tuhan. Selanjutnya Tuhan akan menunjukkan mana yang terbaik untuk hambanya.

Rabu, 22 Februari 2017

FICTION OF CONSTANTINOPLE

Hari ini matahari terasa terik, jauh aku melangkah, jengkal demi jengkal sepasang kaki ini menyusuri arah pelabuhan golden horn. Cucuran keringat tampak deras, sederas selat bosporus dan laut marmara yang berada di depanku. Libur kuliah musim panas kali ini aku menjelajah salah satu kota di turki dan meninggalkan University of Bologna, Italia. Membutuhkan 5 jam perjalanan dari Italia ke Turki. Sesampainya di Turki nampak aroma pertumpahan darah perang salib para ksatria Muslim telah merasuk imajinasi. Sebut saja Istanbul namun dulu lebih dikenal dengan Konstantinopel, kota primadona dari negara Turki menjadi salah satu kota tersibuk di dunia. Dulu kota ini dikuasai oleh kedigdayaan kerajaan romawi. Kota ini sungguh menawan bagi wisatawan khususnya kaum Muslim, bukan saja karena keindahan kota dan alamnya tapi juga karena sejarahnya. Sekali lagi, aku tak henti-hentinya mengagumi setiap sudut kota ini  sampai aku tak sadar kalau temanku sudah jauh melangkah didepan mata.
“ Woy, Sinar cepat!”, Seru temanku Gatra yang memintaku untuk berjalan lebih cepat.
Aku segera bergegas mengejar gatra, karena aku dan gatra akan menuju halte bus antar kota yang akan membawa kami ke museum topkapi, sebuah bangunan sekaligus saksi bisu penaklukan konstantinopel yang dipimpin oleh sebaik-baik pemimpin yaitu Muhammad Al-Fatih. Setelah 15 menit aku dan gatra menunggu di halte, tibalah bus itu datang aku dan gatra menuju istana topkapi yang dulu pernah diceritakan oleh Ustad Hasan guru ngajiku saat aku duduk dibangku SMA. Dalam perjalanan aku mendadak teringat ketika aku sedikit bercanda sambil mengatakan kepada Ustad Hasan kalau suatu saat nanti aku akan ke Istanbul, aku akan menyaksikan tembok-tembok romawi yang berhasil ditaklukan sultan Mehmed II (Muhammad Al-Fatih) dalam merebut kota emas ini. Benar saja ucapan adalah sebuah doa yang kapan saja bisa jadi nyata. Aku sangat terkesan dengan ke-Agungan Tuhan yang membawaku pada realita, benar juga adanya Law Of Attraction (Hukum tarik menarik). Apa yang kita pikirkan dan apa yang kita katakan adalah magnet dari semesta. Hmm, aku terkesima akan hal itu. Dan tiba-tiba.
“Plak! elu kemasukan setan turki ya senyum-senyum sendiri gak jelas?”, celetuk Gatra sambil memukul bahuku dengan buku filsafat aristoteles kesayangannya itu.
“ Santai sedikit bisa kali boy !”, Jawabku ketus dan sedikit kaget.
“ Abis lu kaya orang sinting sih senyum-senyum gak karuan. Atau jangan-jangan lagi jatuh cinta ya? Jatuh cinta sama siapa lu nar? Cerita dong sama gue.”, tanya Gatra dengan penasaran.
“Jatuh cinta palelu peyang! gue cuma lagi mengagumi keajaiban aja, Ga. Dulu gue itu pernah berkata ke Ustad Hasan guru ngaji gue waktu SMA kalau gue suatu saat akan pergi ke Istanbul akan mengunjungi monumen paling bersejarah disana, dan jujur secara tidak sadar Tuhan menuntunku sampai ke kota ini.”, Serius jawabku.
“Wuiih bukan main, keren juga nih bocah kayak cerita-cerita di novel gitu tau gak sih lo. Tapi gue percaya kok adanya keajaiban dan keberuntungan. Dan gue adalah orang yang percaya kalau keajaiban dan keberuntungan itu diciptakan nar, bukan ditunggu. Mungkin Tuhan menyimpan rahasia besar itu pada selembar brosur beasiswa luar negeri yang elu pungut di tong sampah itu. Dan elu sendiri yang menciptakan keajaiban besar itu men. Biasanya Tuhan itu memberikan petunjuk melalui hal-hal yang kecil, selebihnya bagaimana kepekaan kita terhadap hal-hal kecil itu dan menjadikannya sesuatu yang besar, dan elu adalah orang yang paling beruntung masih bisa peka dengan brosur tong sampah yang menurut orang lain gak berguna itu.”, Pungkasnya sambil menatap tajam.
“ Cerdas juga lu ya, gak sia-sia belajar filsafat tiap hari.”, Sahutku dengan sedikit mengejek.
Tak lama setelah itu aku terkesima, di depan sana berdiri tembok megah, berwibawa, berkharisma semakin jelas, semakin dekat dan semakin aku rasakan bagaimana meriam-meriam Khalifah meruntuhkan kedigdayaannya tepat persis didepan mataku. Bus berhenti dihadapan pintu gerbang utama topkapi, benteng utama yang menjadi garda terdepan meladeni serangan Sultan Mehmed II. Aku segera turun dan berkata kepada Gatra dengan emosi yang meledak-ledak.
                “Kamu lihat itu bung?! Persis di depan mataku, ya didepan mataku, yang pernah Ustad Hasan ceritakan. Tembok konstantinopel yang begitu megah dan berwibawa itu kini hanya beberapa jengkal dihadapanku. Rasanya aku seperti menantang kaisar romawi keparat itu!. Dan coba lihat pintu gerbang itu, pintu dimana kaum romawi menyerahkan kunci istana congkak itu kepada Khalifah Mehmed II usai perang salib. Dan sekarang, konstantinopel telah kembali kepangkuan umat Muslim seperti yang dijanjikan Nabi Muhammad SAW, konstantinopel menjadi kota yang besar dan maju dengan segala mobilitasnya. Aku akan menceritakan ini semua kepada Ustad Hasan ketika aku pulang nanti”.
Semua yang aku lihat dikota ini adalah kekaguman. Dari alam hingga sudut keramaian kota tapi alasan terkuat kenapa aku begitu mengagumi kota ini adalah karena kota ini adalah titik balik dimana Islam bangkit merengkuh dan meruntuhkan dominasi kerajaan Romawi yang berkuasa beberapa abad. Dan konon hari Natal pertama diadakan di kota ini. Konstantinopel punya sejarah menarik yang perlu ditelisik. Inilah sebuah miracle way yang pernah aku rasakan.

                Dengan sedikit tenang sambil memandang padang rumput dalam istana aku berkata kepada Gatra “ Istana ini indah dan gagah berani bukan? Tapi dulu ia congkak.”, “This is ISTANBUL, KONSTANTINOPEL!”.